Sedangkansupply chain management merupakan metode atau pendekatan untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak, mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari 14Pengaruh Demand Management: skenario 1 Misalkan dilakukan demand management dengan mengadakan promosi di bulan Januari Harga didiskon menjadi $39/unit Akibatnya terjadi 20% kenaikan permintaan dan 20% forward buying pada bulan Februari dan Maret seperti terlihat pada tabel Costs Revenue $643, 400 Profit $221, 485 Demand January SupplyChain Agility adalah solusi untuk banyak masalah yang ada di jaringan Supply Chain Management ( SCM) saat ini. Kelebihan inventaris dan potensi kekurangan dihilangkan dengan menggunakan Namun satu perbedaan yang mencolok dari keduanya adalah tentang bagaimana Holochain dan Blockchain digunakan di dunia nyata. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa Holochain cocok untuk sistem yang dapat bekerja tanpa memerlukan kesepakatan global. Non-persyaratan konsensus global membawa banyak manfaat, termasuk skalabilitas, kemampuan MemuaskanPelanggan. Dengan menerapkan Supply Chain Management, arti robbi laa tadzarni fardan wa anta khoirul waaritsin. Sarjana Ekonomi –Hai sobat jumpa lagi dalam artikel kesayangan Anda. Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Supply Chain Management. Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini. Pengertian Suply Chain ManagementTujuan Supply Chain ManagementProses Supply Chain ManagementKomponen Supply Chain ManagementFungsi Supply Chain ManagementJaringan Supply Chain ManagementStrategi Supply Chain Management SCMJenis-Jenis Supply Chain ManagementSebarkan iniPosting terkait Pengertian Suply Chain Management SCM Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan ialah sebuah rangkaian dari beberapa kegiatan yang meliputi bagian koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, persediaan, proses produksi dan pengiriman produk. Ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Supply juga merupakan sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan inventory agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan. Dalam supply juga sangat dibutuhkan sebuah keterikatan pemasok dan konsumen atau biasa juga disebut dengan supply chain. Kegiatan rantai pasokan ini mencakup semuanya mulai dari pengembangan sebuah produk, sumber, produksi, dan logistik, serta sistem informasi yang diperlukan untuk dapat mengoordinasikan kegiatan ini. Tujuan Supply Chain Management Menurut Stevenson, sebuah tujuan dari manajemen rantai pasokan ialah menyelaraskan antara suatu permintaan serta penawaran dengan secara efektif dan efisien. Beberapa masalah utama yang terdapat di dalam rantai pasokan berhubungan seperti berikut ini Penentuan tingkat outsourcing yang tepat. Manajemen pengadaan barang. Manajemen pemasok. Mengelola hubungan dengan pelanggan. Identifikasi masalah dan merespon masalah tersebut. Manajemen risiko. Menurut I Nyoman Pujawan, tujuan strategis dari rantai pasokan ini ialah untuk memenangkan persaingan pasar atau setidaknya bertahan. Disebabkan karena itu, menurut I Nyoman Pujawan, untuk dapat menjadi pemenang didalam persaingan pasar maka rantai pasokan itu harus bisa menyediakan produk yang seperti berikut ini Murah Berkualitas Tepat waktu Bervariasi Proses Supply Chain Management 1. Pelanggan Customer Pelanggan atau customer merupakan sebuah rantai pertama yang memberikan pesanan order, terutama pada suatu perusahaan yang berorientasi pada OEM Original Equipment Manufacturer. Customer memutuskan untuk dapat membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen penjualan sales suatu perusahaan tersebut. Informasi ini sangat penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti halnya pada Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya. 2. Perencanaan Planning Setelah customer membuat pesanan yang diinginkannya, divisi Perencanaan akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap ini, Divisi Perencanaan juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya. 3. Pembelian Purchasing Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini yakni sebuah kebutuhan terhadap bahan mentah dan juga berbagai bahan-bahan pendukungnya. Divisi Pembelian atau Purchasing akan dapat melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta juga menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan. 4. Persediaan Inventory Bahan mentah dan juga bahan pendukung yang telah diterima oleh sebuah perusahaan akan diperiksa suatu kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk sebuah kebutuhan produksi. 5. Produksi Production Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 6. Transportasi Transportation Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi Finish Product yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh customer. Komponen Supply Chain Management 1. Production Tujuannya ialah menghasilkan apa keinginan pasar, pada waktu yang tepat dengan volume produksi yang cukup. Untuk mencapai tujuan, perlu dipertimbangkan keterbatasan yang sesui seperti kapasitas dan tingkat kualitas yang diinginkan serta memperhitungkan fungsi-fungsi penting lainnya seperti kapasitas beban kerja, pemeliharaan peralatan dan sebagainya. 2. Inventory Apa saja level persediaan dari berbagai SKU harus ditebar dalam berbagai tahap di seluruh supply chain? Tingkat persediaan bertindak sebagai buffer dan mengamankan bisnis dari fluktuasi permintaan. 3. Location Lokasi ini merupakan sepanjang supply chain yang akan menjadi berbagai macam dari fasilitas. Mengenai pengambilan sebuah keputusan penting lainnya akan menjadi lokasi yang optimal untuk berbagai fasilitas, gudang dan penyimpanan. Keputusan lainnya terkait tentang mendirikan fasilitas baru. 4. Transportasi Kebutuhan untuk memindahkan inventori dari satu titik ke titik yang lain di seluruh supply chain merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen supply chain yang membutuhkan isu penting lainnya dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannya ialah bagaimana barang harus dipindahkan dan jenis transportasi apa yang harus dipilih? Jawabnnya dapat berbeda-beda untuk berbagai jenis produk, dan juga jenis pasar “yang terseleksi secara geografis dan berbeda menurut perlengkapan infrastruktur”. Fungsi Supply Chain Management 1. SCM Secara Fisik SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Fungsi pertama ini juga berkaitan dengan berbagai biaya – biaya fisik, yaitu biaya material, biaya penyimpanan, biaya produksi, biaya transportasi dan lain-lain. 2. SCM Sebagai Mediasi Pasar SCM sebagai mediasi pasar, yakni memasitikan bahwa apa yang disuplai oleh para supply chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya – biaya survey pasar, perencaan produk, serta biaya – biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah supply chain. Jaringan Supply Chain Management 1. Chain 1 Supplier Jaringan berawal dari sini adalah sumber yang menyediakan bahan pertama, yang mana rantai penyaluran baru akan diawali. Bahan pertama ini dapat berupa bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain. 2. Chain 1-2 Supplier-Manufactures Manufaktures atau bentuk lain yang menjalankan pekerjaan membuat mempabrikasi, mengasemblin, merakit atau mengkonversikan maupun menyelesaikan finishing. Keterkaitan kedua rantai tersebut telah memiliki potensi untuk menjalankan penghematan. Penghematan bisa didapat dari inventories bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi yang berada pada pihak supplier, manufactures dan tempat transit adalah target untuk menghemat. 3. Chain 1-2-3 Supplier-Manufactures-Distribution Barang yang telah diproduksi ini dari manufactures telah mulai harus didistribusikan kepada para pelanggan. Meskipun telah tersedia banyak cara untuk dapat menyalurkan barang kepada para pelanggan, yang umum yakni melalui distributor dan ini seringkali ditempuh oleh sebagian besar supply chain. 4. Chain 1-2-3-4 Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet Pedagang besar seringkali memiliki fasilitas gudang sendiri atau bisa juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini dipakai untuk penyimpanan barang sebelum didistribusiukan lagi ke pihak pengecer. Disni terdapat peluang untuk mendapatkan penghematan berupa jumlah inventories dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture ataupun ke toko yang mengecer. 5. Chain 1-2-3-4-5 Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer Para pengecer atau retailer akan memberikan penawaran sebuah barang secara langsung kepada para konsumen atau juga para pembeli atau pengguna barang langsung. Yang didalamnya ialah retail outlet yaitu toko kelontong, supermarket, warung-warung dan lain-lain. Strategi Supply Chain Management SCM 1. Membangun Hubungan Pemasok Hal ini sangat penting untuk dapat membangun sebuah kemitraan strategis dengan pemasok untuk kesuksesan rantai pasokan. Perusahaan yang telah mulai membatasi jumlah pemasok mereka dengan menerapkan sebuah program evaluasi vendor. Programprogram ini berusaha untuk menemukan pemasok dengan keunggulan operasional, sehingga pelanggan dapat menentukan pemasok yang pemasok melayani dengan baik. Kemampuan untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan atau pemasok sangat penting karena pemasok akan lebih mudah untuk bekerja sama. 2. Meningkatkan Respon Pelanggan Untuk tetap kompetitif, perusahaan fokus pada peningkatan upaya rantai pasokan untuk meningkatkan layanan pelanggan melalui peningkatan frekuensi pengiriman produk yang handal. Tuntutan yang meningkatkan tingkat layanan para pelanggan menjadi arah kemitraan antara pelanggan dan pemasok. Kemampuan untuk dapat melayani para pelanggan mereka dengan tingkat yang lebih tinggi dari kualitas layanan, termasuk pada pengiriman cepat dari produk adalah upaya penting. Memiliki hubungan yang sukses dengan pemasok adalah hasil dari kepercayaan dan kemampuan untuk mendorong pelanggan , kedektatan dengan pelanggan dan fokus dari pelanggan. 3. Membangun Keunggulan Kompetitif Untuk Saluran Berorientasi Produk Usaha mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif dalam suatu industri tidak mudah bagi perusahaan. Banyak tekanan kompetitif memaksa perusahaan untuk tetap efisien. Beberapa keunggulan yang kompetitif juga dapat melihat manajemen rantai pasokan untuk sebuah perusahaan yang mempekerjakan sumber daya untuk melakukan suatu proses. Hal ini juga berfungsi untuk meningkatkan pengaruh pada saluran karena perusahaan-perusahaan ini diakui sebagai terdepan dan diperlakukan dengan hormat. 4. Memperkenalkan Solusi SCM dan Memungkinkan Teknologi Informasi Informasi ini juga sangat penting untuk dapat mengoperasikan rantai pasokan secara efektif. Kemampuan komunikasi suatu perusahaan ditingkatkan dengan sistem teknologi informasi. Namun, kompatibilitas sistem informasi antara mitra dagang dapat membatasi kemampuan untuk bertukar informasi. Sangat dibutuhkan sistem teknologi informasi yang ditingkatkan di mana mitra dalam saluran memiliki akses ke database umum yang diperbarui secara realtime. Jenis-Jenis Supply Chain Management 1. Upstream Supply Chain Upstream supply chain manajemen itu mengurus hubungan antara perusahaan dengan vendor atau juga pihak lain dalam hal transfer barang. Apabila barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan atau organisiasi tidak langsung sampai ke tangan konsumen tapi disalurkan ke perusahaan penyalur lainnya. Contohnya sebuah perusahaan yang memproduksi smartphone. Produk smartphone ini tidak serta-merta sampai ke tangan konsumen langsung, tapi pihak manufacturer ini akan mengirimkan produknya ke suplier. 2. Downstream Supply Chain Downstream supply chain mangement ini merupakan manajemen yang mengurusi transfer barang dari perusahaan langsung ke konsumen. Apabila kalau upstream supply chain itu harus lewat supplier dulu, kalau juga downstream langsung dapat dibeli oleh konsumen. Contoh dari management ini yakni mebel atau gallery art. Apabila mereka membuat produk langsung sesuai keinginan konsumen. 3. Internal Supply Chain Internal supply chain management ini juga berhubungan dengan berbagai kegiatan pemasukan barang. Didalam hal ini yang kerap diperhatikan yakni manajemen produksi, pabrikasi serta juga kontrol ketersediaan bahan baku. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Supply Chain Management Pengertian, Fungsi, Tujuan, Proses, Komponen, Jaringan, strategi, Jenis & Contohnya Lengkap . Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi yang membacanya. Terima Kasih. Baca Juga Artikel Lainnya E-Commerce Adalah E-Business Adalah Enterprise Resource Planning ERP Customer Relationship Management CRM Jenis-Jenis Bisnis The average supply chain can trace back about 50% of its cost to unmanaged waste, inflexibility and variability. Lean Supply Chain Management represents a way for companies in the industry to claw back significant overheads wasted without any positive effect on their supply chains every day as we continue our discussion with examples on how this is possible today. Definition of Lean Supply Chain ManagementLean supply chain management is a variant of the lean manufacturing movement that evolved out of the best practices put in place by the Toyota Production System TPS during the narrowed its lean philosophy to two concepts, which wereMudaIn Japanese, Muda means the elimination of waste, and TPS identified eight specific forms of waste that Muda would – Any item that uses any kind of resources, but can’t be used, is significant – Waste caused by producing more than is necessary, especially in an effort simply to meet – Costs caused by staff waiting for the materials they need to Talent – Not empowering talented staff to bring their skills to – Waste caused by transporting products along non-optimal – Overholding of inventory causes costs to spike without clear – Waste on a micro-scale in the specific use of workers and tools during the manufacturing – Market not desiring produced products, causing other concept in the TPS lean manufacturing philosophy was Mura, or the elimination of unevenness. While Muda focuses on eliminating waste at both a micro and macro level, Mura concentrates on removing the peaks and valleys of demand around traditional high and low demand times, such as Christmas, which often force companies to take on extra staff. What Is a Lean Supply Chain?The same ideas of eliminating waste and unevenness can be transferred to streamlining a business’s supply chain. The primary focus of a lean supply chain is to extend the principles of lean manufacturing both up and downstream. This allows companies to constantly focus on eliminating waste and non-value added time in an attempt to reduce lead time. Modern lean supply chain management has developed its own philosophies and thinking that can be applied to the four major elements that exist in most supply chains. Four Major Elements of Supply Chain ManagementEach supply chain is made up of four major elements, Integration, Operations, Purchasing & Procurement, and Distribution & Logistics, and lean thinking can be applied to all of these is basically the brain of your supply chain and covers how communications and information between the various key stakeholders in your supply chain are managed. One of the most important facets of supply chain management handled by integration is the forecasting of demand and the movement of manufactured goods through the supply chain. In a lean supply chain, demand forecasting is still used for the planning of capacity and the allocation of resources. However, the execution is handled by simple, easy-to-understand tools that react to customer demand by having products produced by suppliers and manufacturers who are close to the are your overall strategic view of your supply chain needs and capacity. Lean supply chain operations don’t rely on the high-level forecasting used in traditional supply chains. Instead, they use simple visual tools like Kanban cards and First In, First Out FIFO inventory control methods to react to customer demand in & ProcurementInstead of the usual pricing race to the bottom seen in traditional supply chain procurement, lean purchasing & procurement focusses on building productive long-term relationships with the supplier and manufacturers. These mutually respectful relationships allow all stakeholders in the supply chain to work as a cohesive unit to overcome problems and create efficiencies through open and honest & LogisticsLean Distribution & Logistics mirrors the Mura element of TPS’s original lean manufacturing philosophy by focusing on reducing common supply chain inefficiencies such as excessive waiting times, lengthy travel times, and pointless double handling of reduced lead times created by applying lean thinking to the rest of the supply chain allow for simpler, shorter distribution networks and smaller inventory holds with less warehousing. When it comes to supply chain management, inventory control is almost always the most effective measure that a company can take to make significant cost savings. The less inventory you need to keep in storage, the less you have to spend on warehousing, handling, and transportation. What Are the Primary Steps of a Lean Supply Chain?The primary aim of applying lean thinking to your supply chain is to make your supply chain faster and more efficient by taking steps that includeDeveloping a Holistic Supply Chain OverviewIndividual parts of your supply chain attempting to optimize their own operations in isolation from the rest of your supply chain can only have a limited impact. Building in key partnerships with the stakeholders in your supply chain and working with them to create overall efficiency is far more effective and looking to find the lowest price generally forces you into an adversarial relationship with your suppliers, making it hard, if not impossible to create the kind of relationships required to institute a lean and effective supply increased cost of not pursuing the lowest possible price point can be offset by the cost-saving generated by a more efficient and less waterfall supply Stream Mapping Comprehensively mapping the value stream of your supply chain allows you to apply the concepts of muda and mura discussed earlier. Mapping allows you to identify which processes are inefficient and wasteful and then change or eliminate them. It also allows you to identify unevenness in supplier delivery and performance and rectify those situations. Volatility ManagementMost supply chains react to volatility in demand by having built-in redundancies, such as large volumes of warehoused stock. While these redundancies might be effective, they are not efficient because they come with a price tag. Warehoused stock is a constant and ongoing cost and adding in more and more redundancies creates a more bloated and less efficient supply of the primary steps of a lean supply chain is putting in place systems and products that are able to quickly adapt to changing customer demand without the need to store products as a MetricsMetrics can certainly be a useful way to quickly understand the effectiveness of your supply chain. However, those metrics need to reflect the same holistic view of your supply chain developed as the first stage of your inception of lean supply chain instance, rewarding your procurement teams for achieving the lowest cost per product might have a negative impact on your ability to build stable long-term working relationships with your suppliers, which might end up costing you money in the long in place short-sighted metrics can actually have the opposite effect that you were looking for, driving inefficient behaviors and wasteful processes simply so that an arbitrary target can be What the Customer really ValuesOne of the core steps in proper lean supply chain management is to fully understand what your customer values. Often, customers will place less emphasis on cost than on getting access to the product they want as fast as possible and having that product be of the highest quality. Reorganizing your supply chain to fit exactly what the customer wants can help cut down on unnecessary processes or products that don’t generate any real value. Implementing the Theory of ConstraintsThe Theory of Constraints is a methodological framework which states that all complex systems, such as manufacturing processes or supply chains, have at least one constraint or any system composed of linked processes, one of those processes will be causing a bottleneck that will affect the others. First developed by Dr. Eliyahu Goldratt, the Theory of Constraints also contains a five steps methodology for first identifying and then eliminating constraints. These first steps areIdentify – The first step to resolving a bottleneck is to identify which process is preventing the rest of the system from achieving its – The second step is to make use of what resources you have available to you to make quick improvements to the process causing the – The first step requires you to review all the other processes and make sure they are fully supporting the constraints. If they are not, that support needs to be put in place. Elevate – If all other processes are supporting the one causing the bottleneck, then the fourth step is where you take further actions to eliminate the problem by applying other resources to – Once one constraint is removed, the system is then analyzed to look for other possible bottlenecks. The fifth step emphasizes the need to continuously and aggressively improve the supply chain to prevent bottlenecks from forming. Benefits of Lean Supply Chain ManagementImplementing lean supply chain management offers a range of benefits to a company. By examining the full scope of their supply chain, businesses are able to identify any area that is non-productively using resources. Those resources are inevitably fuel, time, and raw materials, which all translate into capital taken off your bottom adopting a lean supply chain, companies can increase their overall competitiveness, profitability, and their customer service, as well as benefits such asReduced CostOne of the primary benefits of implementing a lean supply chain is the overall reduction of waste and inefficiencies. What you are essentially doing is trimming the fat from your supply chain. Every efficient process or pointlessly warehoused product that you can remove from the supply chain also reduces costs on an ongoing basis. By creating greater efficiencies and being more responsive to customer demand, your supply chain no longer needs significant amounts of held stock. This has the knock-on effect of reducing the need for transportation, handling, storage, insurance, and a dozen other considerations that all come with a price put, a lean supply chain is a cheaper supply WasteWhile applying lean principles helps to reduce wasted resources, it also literally helps to reduce waste. A recent report by Gartner underlined the financial benefits of incorporating greater sustainability into supply needs to be disposed of or recycled, which also requires it to be stored and transported, with the associated costs, and requires additional processes and reporting that further bloats your supply chain. Waste reduction and water-efficiency improvements have a clear cost-saving benefit and lean supply chain thinking is an excellent way to identify areas in the supply chain where waste can be eliminated. Faster Lead TimesActively building mutually beneficial relationships with your suppliers and manufacturers, rather than attempting to squeeze them for the lowest possible price, allows you to approach the entire supply chain as a unified communication and visibility lead to better control over lead times, capacity, and the ability to react faster to customer demand. It also allows for more effective forecasting, which, following the ideals of Mura, helps to eliminate spikes in production demand that can add additional Customer SatisfactionRemoving waste and inefficiencies from your supply chain puts your products in the hands of customers faster. It’s that ability to react quickly to customer demand and manufacture the product in their local area significantly cuts down on the delay between order and one likes delayed gratification, so getting a customer’s order into their hands as fast as possible makes it far more likely that they will choose to use your company again. It also increases the chances that they will choose to evangelize for you, recommending your services to other customers or trade ProcessesComplicated global supply chains are inherently inefficient. As more and more supply chain partners and transportation routes are added to the system, the entire supply chain becomes exponentially more complicated and harder to control or extend visibility visibility and control, inefficiencies and waste multiply and can be harder to identify and eliminate. Lean supply chain management cuts down on the complexity of your supply chain, increasing both your overall control and visibility. This, in turn, removes the shadowed corners of your supply chain where costly inefficiencies like to hide. How Could Jiga Help in Creating a Lean Supply Chain? One of the primary elements in having a lean supply chain is reducing the total points of contact. Ideally, you want to have as few points of contact and processes as possible in all parts of your supply makes parts purchasing seamless. We streamline the whole process, from sourcing to quoting and payment, so you can get your parts at unprecedented case anything goes wrong with your order, our Jiga Buyer Protection covers you. Escrow holds your money until you receive your the Jiga Marketplace puts all your manufacturing needs under one roof without adding to the complexity of your supply chain, letting you keep things efficient, streamlined, and low-cost. Custom marketplaceOur custom marketplace allows you to contact a range of additive manufacturing suppliers and get expert feedback before you’ve even placed your order. You don’t need to worry about onboarding a new supplier or manufacturer as, regardless of who you choose to work with, you’ll be placing your order through Jiga. Parts purchasingWe vet all of our suppliers. The feedback from other customers on their experience with their chosen manufacturers is held openly and available to examine for you. Jiga makes parts purchasing simple and easy. No matter how many separate parts you purchase from different suppliers, you only ever have one point of contact, us. We handle it allWhen you place an order on the Jiga Marketplace we take care of the shipping, payments, legal agreements, and more so you don’t have to worry about adding additional processes to your supply chain. Skip to content Martin Barraud/Caiaimage/Getty Images The primary disadvantages of supply chain management, or SCM, include complexity and costs. Because of the numerous working parts and the technology involved, companies face many chances for errors or oversights with SCM. The technological infrastructure involved in SCM also offsets some of the perceived value gained by its have to hire dedicated managers to oversee supply chains and to make decisions on improvements. SCM is also based on the premise of collaboration with suppliers, which makes a company reliant on partners. If a supplier fails to deliver on its commitments, a business may run out of products and lose customers. MORE FROM Salah satu cara terbaik bagi perusahaan untuk melayani pelanggan mereka adalah membuat manajemen rantai pasokan yang efektif sebagai prioritas strategis. Apa itu manajemen rantai pasokan? Singkatnya, manajemen rantai pasokan mengawasi semua proses yang mengintegrasi pemasok untuk bekerja secara efisien untuk memindahkan produk dari produsen ke tangan pelanggan, dengan mempertimbangkan pasokan dan manajemen rantai pasokan bukanlah hal baru tapi telah menjadi hal lebih penting selama beberapa tahun terakhir. Dengan fokus dari bisnis dari manufaktur ke nilai pelanggan, perusahaan tidak terlalu khawatir tentang biaya produksi atau memproduksi produk yang dengan kualitas utama adalah untuk memberikan produk yang tepat, di lokasi yang tepat, pada waktu yang diinginkan pelanggan, dalam jumlah yang tepat, dan pada biaya yang paling rendah. Untuk memenuhi tantangan ini melibatkan kebutuhan untuk supply chain management SCM.Supply chain management SCM adalah disiplin bisnis dan teknologi yang mengacu pada cara-cara untuk koordinasi aktivitas yang terlibat dalam pembelian, desain, membangun dan menjual produk. Ini menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan antar perusahaan lintas fungsi menghubungkan lebih dari satu organisasi yang disebut sistem informasi SCM. Sistem ini mengintegrasi proses bisnis pemasok, perusahaan pembeli, distributor, dan logistik khusus untuk meningkatkan efisiensi dan efektif dari produksi dan distribusi. Mereka melakukan otomatisasi aliran informasi antara perusahaan dan partner-partner rantai pasokan untuk mengoptimalkan pengadaan dan sumber, produksi, dan pengiriman produk atau itu Supply Chain?Secara sederhana, supply chain management adalah semua tentang manajemen rantai pasokan – jaringan organisasi dan proses bisnis untuk membeli bahan baku, mengubahnya menjadi barang-barang jadi, dan distribusi produk kepada pasokan menghubungkan banyak perusahaan, seperti pemasok, produsen, transportir, distributor, penjual, dan pelanggan bahwa rantai pasokan dari berbagai organisasi dapat berbeda dalam jumlah entitas dan tidak selalu diperlukan untuk rantai pasokan memiliki semua entitas. Setiap entitas dalam rantai pasokan berpengaruh untuk tujuan mencapai pasokan didorong oleh tiga input utama, yaitu informasi, bahan dan dan uang yang mengalir di antara anggota rantai bahan baku dari pemasok diubah menjadi produk setengah jadi dan bahan jadi melalui fasilitas produksi. Produk-produk yang telah dikirim ke pusat distribusi dan dari sana ke penjual dan akhirnya ke pelanggan. Namun, rantai pasokan, terutama dari para produser besar, dapat memiliki pemasok utama, sekunder dan tersier akhir dari sistem manajemen rantai pasokan adalah untuk mengelola efisien aliran informasi, bahan dan uang seluruh rantai pasokan, dengan demikian mengurangi biaya rantai pasokan sambil membawa produk perusahaan dari konsep ke pasar. Manager mendiskusikan supply chain managementJenis Sistem Supply Chain Management SCMTergantung pada fungsi yang dilakukan sistem supply chain management, mereka diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu sistem perencanaan rantai pasokan dan sistem eksekusi rantai Perencanaan Rantai ini memberikan informasi yang membantu perusahaan dalam perencanaan rantai pasokan mereka. Beberapa fungsi penting perencanaan rantai pasokan adalah berikutMemprediksi permintaan untuk produk tertentu dan mempersiapkan pemasok dan rencana perbaikan untuk produk jumlah produk yang akan diproduksi dalam periode tertentuMemutuskan lokasi dimana barang-barang yang telah cara transportasi yang akan digunakan untuk mengantarkan produkMenentukan tingkat persediaan bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadiMemutuskan jumlah produk yang harus dilakukan oleh bisnis untuk memenuhi semua permintaan pelanggannyaSistem Eksekusi Rantai ini memberikan informasi yang membantu perusahaan dalam eksekusi langkah-langkah rantai pasokan mereka. Beberapa fungsi utama eksekusi rantai pasokan adalah berikutMengatur aliran produk dari produser ke distributor ke penjual dan akhirnya ke pelanggan untuk memastikan pengiriman tepat produkMenyediakan informasi tentang status perintah yang sedang diproses sehingga penjual bisa memberikan tanggal pengiriman tepat kepada pelangganMelacak pengiriman dan perhitungan dari produk yang telah dikembalikan atau yang akan diperbaiki dan Supply Chain Management Bekerja?Pada umumnya, supply chain management mencoba untuk menghubungkan atau mengontrol pusat pengiriman, produksi, dan distribusi produk. Supply chain management yang baik akan membuat perusahaan dapat memotong biaya berlebih. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kontrol lebih ketat atas distribusi, produksi internal, inventaris internal, penjualan, dan inventaris chain management berdasar pada ide yakni hampir setiap produk yang datang ke pasar merupakan hasil dari usaha berbagai organisasi yang telah membentuk supply chain. Meskipun rantai pasokan telah ada selama berabad-abad, sebagian besar perusahaan hanya baru saja memperhatikan mereka sebagai nilai tambahan untuk operasi supply chain management, manajer rantai pasokan koordinasi logistik dari semua aspek rantai pasokan yang terdiri dari lima bagianRencana atau strategiSumber bahan mentah atau jasaManufaktur berfokus pada produktivitas dan efisiensiPengiriman dan logistikSistem return atau pengembalian khusus untuk produk yang tidak diinginkan atau cacatManajer rantai pasokan mencoba untuk mengurangi kekurangan dan menjaga biaya rendah. Pekerjaan ini bukan hanya tentang logistik dan persediaan membeli. Perbaikan produksi dan efisiensi langsung ke garis bawah perusahaan dan memiliki dampak nyata dan permanen. Mengelola supply chain dengan baik akan membuat perusahaan jauh dari tuntutan hukum dan penarikan yang Tahap Supply Chain penting untuk mengontrol inventaris dan proses produksi. Perusahaan selalu mencoba untuk mencocokkan tawaran dengan permintaan aggregasi dengan mengembangkan tindakan dengan menggunakan analisis. Untuk mendapatkan apa yang direncanakan adalah Source’. Untuk merencanakan apa yang cukup untuk produksi adalah “Make” dan mencapai tingkat pelayanan yang signifikan oleh mengirimkan tepat waktu dengan waktu yang dikutip adalah Deliver’. Selain itu, disarankan untuk waspada dengan mata waspada pada variasi permintaan sepanjang rantai nilai untuk menghindari Efek Bullwhip. Misalnya, perusahaan memprediksi permintaan pasar menggunakan alat analisis dan merencanakan bahan baku yang diperlukan menggunakan alat perencanaan bahan tertentu, seperti Perencanaan Perluan Materi di sistem SAP ERP. adalah mengidentifikasi penjual yang akan membeli barang dan layanan untuk memenuhi permintaan yang direncanakan atau terhadap kenyataan dengan cara yang paling ekonomi dan efisien. Ada standar tertentu yang harus dipenuhi oleh pemasok, dengan cara meyakinkan perusahaan untuk memberikan barang berkualitas untuk pelanggan. Sumber dapat mudah rusak serta tidak bisa dihancurkan produknya. Dalam kasus produk yang mudah rusak, diperintahkan untuk memiliki minimum waktu penjualan yang akan mendukung pendekatan persediaan minimal. Di sisi lain, dalam kasus produk yang tidak mudah rusak, waktu pemasok yang dikaitkan harus kurang dari jumlah hari ketika persediaan mencapai nol, sehingga menyebabkan tidak ada kerugian pilihan konsumen, perusahaan akan melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan transformasi bahan baku ke produk akhir. Aktivitas seperti pembuatan, tes dan pengepakan dilakukan pada elemen Supply Chain Management ini. Reaksi dari konsumen menciptakan situasi Win-Win untuk baik pembuat dan pengguna akhir karena untuk perusahaan ini akan meningkatkan operasi produksi mereka komponen yang paling penting dari manajemen rantai pasokan adalah berkontribusi langsung atau tidak langsung dengan pelanggan. Ini memiliki kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan citra merek perusahaan. Barang dan layanan yang dipakai oleh pelanggan, harus memenuhi harapan melalui saluran pengiriman dan layanan logistik perusahaan. Untuk memiliki pengiriman yang lancar, perusahaan menggunakan berbagai alat transportasi baik di jalan, udara dan kereta adalah proses dukungan pelanggan setelah pengiriman yang berhubungan dengan segala macam produk yang dikembalikan. Hal ini juga dikenal sebagai Reverse Logistics’. Ini adalah salah satu komponen yang paling penting dari pengendalian rantai pasokan untuk mengurangi potensi kerusakan hubungan dengan pelanggan. Di sisi lain, proses ini menyediakan jalur yang sama untuk perusahaan terhadap pemasoknya. Perusahaan mengembalikan bahan baku rendah kualitas, cacat, habis atau berlebihan ke pemasok atau penjual. Senior logistic worker in hardhat and uniform walking in warehouse, wheeling palette jack. Back view, full length. Labor and logistics conceptMengapa Supply Chain Management penting?Sistem supply chain management yang efisien akan mengurangi biaya, pemborosan dan waktu dalam siklus produksi. Standar industri telah menjadi rantai pasokan tepat waktu di mana penjualan minoritas secara otomatis memberi sinyal perintah tambahan ke para produsen. Rak ritel kemudian dapat diisi ulang hampir secepat produk dijual. Salah satu cara untuk lebih baik pada proses ini adalah menganalisa data dari partner rantai pasokan untuk melihat di mana bisa dilakukan perbaikan lebih menganalisis data mitra, mengidentifikasi tiga skenario di mana manajemen rantai pasokan yang efektif dapat meningkatkan nilai pada siklus rantai pasokanMengidentifikasi potensi pelanggan memesan lebih banyak produk daripada yang bisa dikirim oleh produsen, pembeli bisa mengeluh atas layanan yang buruk. Melalui analisis data, produsen mungkin dapat mengantisipasi kekurangan sebelum pembeli harga secara musiman memiliki waktu kelonggaran yang terbatas. Pada akhir musim, produk-produk ini biasanya dibuang atau dijual dengan diskon yang besar. Pesawat penerbangan, hotel dan lainnya dengan “produk” yang rusak biasanya menyesuaikan harga secara dinamis untuk memenuhi permintaan. Dengan menggunakan software analisis, teknik pemrosesan yang sama dapat meningkatkan marjin, bahkan untuk barang alokasi inventaris “tersedia untuk menjanjikan”.Peralatan software analisis membantu untuk mengarahkan sumber daya secara dinamis dan jadwal pekerjaan berdasarkan ramalan penjualan, perintah yang sebenarnya dan pengiriman terancam bahan baku. Perusahaan bisa mengkonfirmasi tanggal pengiriman produk ketika pemesanan dimasukkan, mengurangi signifikan perintah yang tidak proses Supply Chain Management?Proses supply chain management terdiri dari 4 bagian utama pengaturan permintaan, pengaturan pasokan, S&OP, dan pengaturan portfolio permintaan terdiri dari 3 bagian perencanaan permintaan, perencanaan barang-barang, dan perencanaan promosi permintaan adalah proses perkiraan permintaan untuk memastikan produk dapat dikirim dengan handal. Perencanaan permintaan yang efektif dapat meningkatkan akurasi perkiraan pendapatan, menyesuaikan tingkat persediaan dengan puncak dan kekurangan dalam permintaan, dan meningkatkan keuntungan untuk saluran tertentu atau barang adalah pendekatan sistematis untuk merencanakan, membeli dan menjual barang untuk memaksimalkan penghasilan dari investasi ROI sekaligus membuat barang tersedia di tempat, waktu, harga dan jumlah yang diperlukan oleh promosi perdagangan adalah teknik pemasaran untuk meningkatkan permintaan produk di toko-toko berdasarkan harga khusus, pertunjukan, demonstrasi, bonus nilai tambahan, hadiah tanpa obligasi, dan promosi lainnya. Promosi perdagangan membantu mendorong permintaan konsumen jangka pendek untuk produk yang biasanya dijual di lingkungan pasokan terdiri dari lima bidang perencanaan pasokan, perencanaan produksi, perencanaan inventaris, perencanaan kapasitas, dan perencanaan pasokan menentukan bagaimana cara terbaik untuk memenuhi permintaan yang dibuat dari rencana permintaan. Tujuan adalah untuk menyeimbangkan tawaran dan permintaan dengan cara yang mencapai tujuan keuangan dan layanan produksi berfungsi pada modul produksi dan produksi dalam perusahaan. Ini mempertimbangkan penugasan sumber daya karyawan, bahan, dan kapasitas inventaris menentukan jumlah dan waktu optimal inventaris untuk menyandarkannya dengan kebutuhan penjualan dan kapasitas menentukan personil produksi dan peralatan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan distribusi dan pembiayaan jaringan mengawasi pergerakan barang dari pemasok atau produsen ke titik penjualan. Manajemen distribusi adalah istilah yang mendasar yang mengacu pada proses seperti pembuatan, persediaan, penyimpanan, rantai pasokan, dan penjualan dan operasi S&OP.Perencanaan penjualan dan operasi S&OP adalah proses pengaturan bisnis yang secara bulanan yang memungkinkan pemimpin untuk berkonsentrasi pada penggerak rantai pasokan utama, termasuk penjualan, marketing, pengaturan permintaan, produksi, pengaturan inventaris dan pengenalan produk memperhatikan pada dampak keuangan dan bisnis, tujuan S&OP adalah untuk memungkinkan para eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih berpengetahuan melalui koneksi dinamis rencana dan strategi di seluruh bisnis. Seringkali diulang setiap bulan, S&OP memungkinkan efektif pengendalian rantai pasokan dan memfokuskan sumber daya dari sebuah organisasi untuk memberikan apa yang mereka butuhkan, sementara tetap portofolio portfolio produk adalah proses dari menciptakan ide produk sampai pengembalian pasar. Perusahaan harus memiliki strategi keluar untuk produknya ketika mencapai akhir masa pakainya yang menguntungkan atau dalam kasus produk tidak menjual dengan portofolio produk meliputiPengenalan produk baruPerencanaan akhir kehidupanPerencanaan kanibalisasiKomersialisasi dan perencanaan jalanAnalisis margin kontribusiManajemen portofolioMerek, portofolio, dan perencanaan platformManfaat Supply Chain Management SCMSistem Supply Chain Management SCM yang efektif memberikan manfaat berikut untuk mengoptimalkan kinerja meningkatkan layanan pelanggan dengan memberikan mereka produk yang tepat pada waktu yang tepat dan di lokasi yang tepat, yang pada akhirnya meningkatkan penjualan perusahaan untuk membawa produk ke pasar dengan kecepatan lebih cepat. Dengan demikian, perusahaan mendapatkan pembayaran mereka lebih cepat daripada mereka yang tidak memiliki rantai pasokan yang biaya keseluruhan rantai pasokan, termasuk biaya pemasok bahan, biaya transportasi, penemu, biaya transportasi, dan sebagainya. Penurunan biaya rantai pasokan membantu untuk meningkatkan keuntungan SimpliDOTS dapat membantu supply chain managementSeperti yang kita ketahui dari informasi di atas, proses dari supply chain management ini tergolong kegiatan yang padat dan butuh konsentrasi dan komunikasi antar rantai pasokan yang baik. Untuk membantu mengatasi hal tersebut, Anda bisa menggunakan aplikasi Distribution management system dari SimpliDOTS yang sudah terintegrasi dengan cloud dan implementasi dari Business Intelligence BI. Distribution management system terdiri dari beberapa aplikasi seperti SimpliDOTS SFA, SimpliDOTS DMS dan SimpliDOTS retail. Anda bisa mengontrol seluruh aspek distribusi melalui satu aplikasi. Semua bisa Anda dapatkan dengan mudah hanya di SimpliDOTS. Yuk, daftar distribution management system melalui tautan lupa follow instagram SimpliDOTS untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan SimpliDOTS. Supply chain management SCM adalah fondasi yang mendukung pemenuhan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh bisnis manufaktur, ritel, dan grosir. Untuk mengelola rantai pasok secara optimal, perusahaan perlu melakukan manajemen rantai pasok dengan baik. Rantai pasokan dalam setiap bisnis bisa saja berbeda, versi paling dasarnya yakni mencakup perusahaan, pemasoknya, dan pelanggan perusahaan tersebut. Namun, untuk perusahaan yang lebih besar, maka cakupannya juga jadi semakin luas. Perusahaan besar tentu sering mengalami masalah pada bagian supply chain. Hal itu menjadi salah satu tantangan perusahaan untuk mempercepat pengembangan bisnisnya. Software Supply Chain Management dapat mengotomatiskan manajemen rantai pasok. Hal itu yang tentu dapat mempercepat pengembangan perusahaan dengan menyelesaikan masalah pada rantai pasok secara otomatis. Anda juga dapat memperkirakan rincian harga software Supply Chain Management dengan mengunduh skema perhitungan harga disini. Baca juga 7 Contoh Sistem ERP Terbaik di Tahun 2022 Daftar Isi Apa Itu Supply Chain Management? Tujuan Supply Chain Management Prinsip Supply Chain Management Proses-Proses dalam Supply Chain Management Perencanaan Pembelian atau Pengadaan Produksi Pengelolaan Gudang Pengiriman Pesanan Pengembalian Pesanan Perbedaan SCM dengan Logistik Mengoptimalkan Supply Chain Management SCM dengan Solusi Otomatis Kesimpulan Apa Itu Supply Chain Management? Supply chain management adalah rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menjalankan arus produk. Ini meliputi proses perolehan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi produk ke konsumen akhir, dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya. Software SCM yang baik akan mendapatkan segala visibilitas dan berbagai analisis yang lengkap untuk membantu Anda dalam mengelola produk dan material secara akurat dan didesain untuk mengikuti perubahan pasar yang cepat. Menurut Investopedia, SCM adalah usaha yang luas dan kompleks yang bergantung pada setiap mitra – dari pemasok hingga produsen dan seterusnya – supaya dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari manajemen rantai suplai adalah memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar. Untuk mencapainya, butuh berbagai upaya, baik strategi bisnis dan perangkat lunak khusus. Tujuan Supply Chain Management Tujuan utama SCM adalah mengelola, dan mengkoordinasi supply & demand secara efektif. Dengan demikian, masalah-masalah yang mungkin timbul di proses SCM bisa tertangani dengan efektif dan efisien. Berikut masalah-masalah yang biasa muncul Pengadaan barang dan pengelolaan supplier Manajemen hubungan dengan pelanggan atau klien Menentukan level outsourcing Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut, bisnis Anda bisa lebih unggul dalam persaingan pasar yang makin kompetitif akhir-akhir ini. Maka dari itu, perusahaan harus menghasilkan produk-produk yang berkualitas, murah, memiliki berbagai varian yang menarik, dan diproduksi tepat pada waktunya. Sekarang, Anda dapat mengetahui besar pengeluaran yang harus Anda siapkan untuk mendapatkan Software SCM terlengkap di Indonesia melalui skema perhitungan harganya. Fungsi Supply Chain Management SCM memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu perusahaan untuk mengelola produk dan material secara akurat. Fungsi utama dari SCM adalah untuk mengonversi bahan baku menjadi sebuah produk jadi yang dapat dijual kepada konsumen akhir. Pada umumnya, Fungsi utama dari supply chain management ini berhubungan dengan berbagai biaya fisik seperti biaya material, biaya penyimpanan, biaya khusus produksi, biaya untuk transportasi, dan lain sebagainya. Selanjutnya, fungsi Supply chain management adalah sebagai perantara antara pasar dan rantai pasok. Dalam hal ini, SCM bertujuan untuk memastikan bahwa rantai pasok yang berada di pasar telah terdistribusi dengan baik. Fungsi supply chain management yang terakhir adalah pengendalian dan pemberian instruksi agar sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan. Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat mengikuti perkembangan pasar dengan mendengar aspirasi konsumen terkait produk supply chain yang tersedia di pasar. Selain memudahkan manajemen perusahaan, Anda juga perlu mengetahui manfaat lain SCM bagi perusahaan. Supply chain management mampu memudahkan perusahaan dalam memecahkan masalah pada rantai pasok sehingga distribusi barang dapat terjadi secara efektif dan efisien. Selain itu, SCM dapat memudahkan alur proses produksi dan distribusi barang menjadi lebih efektif dan efisien. Baca juga 5 Cara Optimalkan Supply Chain Bisnis Kebun Sawit di Daerah Anda Prinsip Supply Chain Management Prinsip manajemen rantai pasok adalah sinkronisasi dan koordinasi kegiatan dengan arus barang atau jasa, baik di dalam maupun antar organisasi. Aliran produk dalam perusahaan manufaktur sangat kompleks dan memerlukan koordinasi semua pihak untuk mengelola desain produk, produksi, pemasaran, akuntansi, dan bagian-bagian lain yang menunjang, bukan hanya aliran produk secara fisik. Untuk menjalankan rangkaian Supply Chain Management, terdapat tujuh prinsip yang harus kita ketahui mengenai supply chain management. Yang mana prinsip-prinsip tersebut tersusun atas Mengadaptasi jaringan logistik ke konsumen yang berbeda. Membagi konsumen berdasarkan segmentasi sesuai kebutuhannya. Mengamati sinyal pasar dan menggunakan hasil pengamatan tersebut sebagai dasar perencanaan permintaan untuk hasil perkiraan yang konsisten serta alokasi dana yang optimal. Mengelola pemasok secara strategis untuk mengurangi biaya kepemilikan material dan layanan. Mendiferensiasikan produk dan layanan yang lebih dekat dengan konsumen, serta mempercepat transformasi di sepanjang rantai pasokan. Memanfaatkan strategi teknologi di seluruh rantai pasokan yang mendukung pengambilan keputusan hierarkis dan memberikan gambaran yang jelas tentang produk, layanan, dan aliran informasi. Mengaplikasikan pengukuran kinerja pada seluruh rantai pasokan untuk meningkatkan layanan kepada konsumen akhir. Lengkapi Form Berikut Ini dan Dapatkan Demo Software HashMicro GRATIS! Strategi Supply Chain Management Untuk membangun SCM yang baik, terdapat dua strategi yang bisa Anda terapkan. Pertama, Anda dapat membangun hubungan yang baik dengan pemasok. Dengan begitu, Anda dapat mewujudkan kesuksesan rantai pasokan karena loyalitas pelanggan sudah ada dalam genggaman Anda. Selain itu, perusahaan juga harus mempunyai standar kualitas yang baik dengan membatasi jumlah pemasok di mana hanya pemasok yang memiliki keunggulan saja yang bisa di ajak bekerja sama. Strategi yang terakhir adalah perusahaan harus dapat meningkatkan respon pelanggan. Dengan mendapatkan feedback, perusahaan dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan dari produk ataupun layanannya. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan layanan pelanggan. Salah satunya dengan meningkatkan frekuensi pengiriman produk yang lebih cepat di mana pelanggan akan puas dengan ketepatan waktu tersebut. Karena bagaimana pun juga kepuasan pelanggan adalah prioritas yang utama. Baca juga Permudah Kelola Rantai Pasok Timah dengan Software Supply Chain Management Proses-Proses dalam Supply Chain Management Supply Chain Management melibatkan begitu banyak proses, mulai dari persiapan produksi hingga pemenuhan kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran dan fungsi dari setiap proses di dalamnya. 1. Perencanaan Ada beberapa aktivitas yang terlibat dalam tahap perencanaan, mulai dari prakiraan permintaan konsumen, perencanaan pembelian, dan perencanaan produksi, hingga persiapan tenaga kerja dan transportasi. Prakiraan permintaan konsumen demand forecasting dilakukan agar penjual dapat mengetahui jenis dan jumlah produk yang harus dipersiapkan selama kurun waktu tertentu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa proses produksi barang dan penjualannya sudah sesuai dengan permintaan konsumen. Dalam melakukan prakiraan, penjual harus melihat laporan penjualan dan inventaris, serta memerhatikan tren pasar. Untuk melakukan prediksi permintaan secara otomatis, penjual sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan Sistem Manajemen Inventaris yang cocok untuk bisnisnya. Sistem ini menyediakan laporan inventaris yang akurat dan alat forecasting yang memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan hasil prediksi hanya dalam hitungan detik. 2. Pembelian atau pengadaan Setelah mengetahui jenis dan jumlah barang yang harus dibeli melalui demand forecasting, kini saatnya untuk memperoleh barang tersebut. Procurement atau pengadaan adalah perolehan barang dengan harga terbaik, dalam jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Proses pengadaan biasanya melibatkan beberapa tahap, yakni pengajuan pembelian, penilaian pengajuan, persetujuan pembelian, dan pemesanan ke pemasok. Admin bertanggung jawab untuk memeriksa dan mencatat apa saja yang harus ia beli dan kemudian mengajukannya kepada manajer pembelian. Pengadaan akan menjadi lebih mudah dan sederhana dengan bantuan sistem manajemen pembelian. Dengan perangkat lunak ini, departemen pembelian dapat membuat permintaan penawaran, purchase order, persetujuan pembelian, dan kontrak payung secara instan. Procurement Software yang baik bahkan menyediakan supplier portal untuk mempercepat proses pemesanan ke pemasok. 3. Produksi Proses produksi merupakan proses mengolah seluruh bahan baku menjadi produk jadi. Proses ini biasanya tidak hanya melibatkan tenaga kerja manusia tetapi juga mesin. Pemberhentian dalam proses produksi dapat menyebabkan penundaan pengiriman pesanan dan tentunya menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Oleh karena itu, downtime harus dihilangkan dengan memastikan produktivitas tenaga kerja, mesin, dan peralatan. 4. Pengelolaan gudang Setelah produksi barang selesai, maka barang tersebut harus masuk ke dalam gudang penyimpanan. Pengelolaan gudang terdiri dari proses memasukkan inbound dan mengeluarkan outbound barang, pengambilan dan pengepakan, cross-docking, dan stock opname. Setiap barang yang masuk dan keluar harus tercatat. Stock opname juga harus dilakukan secara berkala agar tidak ada perbedaan antara jumlah fisik barang yang sebenarnya dan jumlah barang yang tercatat dalam pembukuan. Warehouse system ini lebih populer di kalangan bisnis berskala kecil dan menengah. 5. Pengiriman pesanan Setelah pengambilan dan pengemasan barang pesanan dari gudang, maka langkah selanjutnya adalah mengirimnya ke pelanggan. Kurir dan transportasi harus sudah siap sebelumnya agar barang dapat segera dikirim. Untuk memastikan agar pesanan sampai ke tangan pelanggan secara tepat waktu, penjual sebaiknya memiliki alat untuk melacak kurirnya. Dengan Sistem SCM terbaik, Anda dapat melacak keberadaan kurir melalui smartphone. Sistem ini juga memungkinkan kurir untuk mengonfirmasi ketika pesanan sudah sampai di pelanggan. 6. Pengembalian pesanan Pengembalian pesanan biasanya terjadi ketika konsumen mengajukan pengembalian karena terdapat kerusakan, kekeliruan, atau keterlambatan. Proses ini melibatkan beberapa aktivitas seperti pemeriksaan kondisi produk, otorisasi pengembalian, penggantian produk, dan penjadwalan pengiriman, pengembalian uang. Perbedaan SCM dengan Logistik Istilah supply chain management dan logistik sering membingungkan atau digunakan secara bergantian, namun sebenarnya keduanya berbeda. Logistik adalah komponen dari manajemen rantai pasokan. Ia berfokus pada pemindahan produk atau material dengan cara yang paling efisien sehingga tiba di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Sebaliknya, SCM melibatkan serangkaian kegiatan yang lebih luas, mulai dari mencari sumber bahan baku, memperoleh barang dan bahan baku dengan harga terbaik, dan mengoordinasikan upaya visibilitas di seluruh jaringan rantai pasokan. Contoh Supply Chain Management Untuk mempermudah Anda sebaga pelaku usaha dalam penerapan supply management system dalam perusahaan, berikut merupakan dua contoh SCM. SCM dalam perusahaan jasa Pada suatu perusahaan seperti perusahaan yang memberikan jasa layanan kesehatan, seperti halnya rumah sakit, sudah pasti produk yang diberikan merupakan tindakan, fasilitas rawat inap, obat-obatan dan bahan makanan dapur rumah sakit. Komponen perencanaan ini dapat berupa keputusan yang akan perusahaan ambil terkait dengan rencana penyediaan dari layanan tersebut. Dengan SCM, hal ini akan berguna untuk berbagai pelayanan dari rumah sakit tersebut. Hal tersebut di antaranya adalah penyediaan layanan secara langsung di lokasi rumah sakit dengan menggunakan metode online, source and inventroy pun berperan apabila dalam pencarian pemasok obat yang kredibel dan yang teakhir adalah dalam penyediaan ambulans sebagai komponen transportasi. SCM dalam perusahaan barang Dalam perusahaan barang, SCM memiliki peranan yang cukup besar di dalamnya. Hal ini di karenakan SCM berkaitan erat dengan penyediaan barang. Contohnya adalah pada perusahaan bahan baku makanan. Tim yang mengurus rantai pasok harus dapat merencanakan bagaimana model bahan baku, varian, pengemasan hingga lokasi untuk pendistribusian dalam bahan baku makanan tersebut. Mengoptimalkan Supply Chain Management SCM dengan Solusi Otomatis Tidak dapat dipungkiri bahwa supply chain management bisa menjadi rangkaian kegiatan yang sangat kompleks. Semakin besar bisnis Anda maka semakin kompleks pula rantai pasokan Anda. Untungnya, dengan bantuan teknologi, Anda tidak hanya dapat menyederhanakannya tetapi juga mengoptimalkannya. Caranya adalah dengan meningkatkan efisiensi dalam setiap proses yang terlibat dalam manajemen rantai pasokan. Anda harus dapat memastikan bahwa Anda bisa memperoleh barang atau bahan baku dari pemasok dalam waktu dan jumlah yang tepat, sehingga tidak perlu ada penundaan yang menghambat pemenuhan kebutuhan. Ini mungkin terdengar sulit, namun dengan bantuan sistem Supply Chain Management, semuanya dapat berjalan dengan lebih efisien dan efektif. Baca juga Tips Menyederhanakan Manajemen Supply Chain dalam Bisnis Manufaktur Kesimpulan Untuk dapat mengotomatiskan seluruh proses dalam manajemen rantai pasokan dalam bisnis anda, mulai dari perencanaan termasuk prediksi permintaan, pengadaan barang, pengecekan stok barang, pengiriman pesanan, hingga pengembalian barang. Beralihlah dan gunakan sistem Supply Chain Management HashMicro sekarang juga dan ketahui skema perhitungan harga software supply chain management dari Hashmicro! Menggunakan Software Supply Chain Management tentunya Anda dapat mengintegrasikan sistem scm ini dengan sistem lainnya seperti akuntansi, penjualan, dan logistik untuk mendapatkan visibilitas rantai pasokan yang lebih lengkap. Segera daftar dan dapatkan demo gratis dari HashMicro.

kelebihan dan kekurangan supply chain management